Inovasi Profesor Tani Diharapkan Mampu Menarik Minat Generasi Milenial, Bertani Semakin Mudah, Menarik, dan Menguntungkan

LAMPUNGKU39NEWS-Rendahnya ketertarikan generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian menjadi masalah besar bagi sektor pertanian di Indonesia, termasuk di Kabupaten Grobogan. Melihat kondisi ini, Kepala Bidang Penyuluhan dan Sarana Prasarana Dinas Pertanian Grobogan, Wakid Mutowwal, menciptakan inovasi yang dinamakan “Profesor Tani” guna menarik minat generasi muda.

“Berdasarkan sensus pertanian, 70% petani di Indonesia berusia di atas 43 tahun, sementara petani yang berusia di bawah 40 tahun hanya mencapai 30%,” ungkap Wakid pada Jumat, 8 November 2024.

Selama satu dekade terakhir, jumlah petani muda terus menurun hingga 7,2%. Oleh karena itu, Wakid ingin mengubah citra profesi petani yang selama ini dianggap kumuh, kotor, berat, dan kurang menguntungkan.

Inovasi “Profesor Tani” ini, menurut Wakid, merupakan julukan yang diberikan kepada petani berkat jasa, keahlian, dan keterampilannya dalam bidang pertanian. Julukan ini diharapkan dapat meningkatkan kebanggaan dan kepercayaan diri para petani.

“Petani akan merasa lebih percaya diri dan bangga dengan panggilan tersebut,” harap Wakid.

Profesor Tani sendiri merupakan singkatan dari Precision Farming for Energy, Soil, and Water to Increase Production Efficiency and Farmer Income. Inovasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan air (Water Use Efficiency/WUE), pupuk (Nutrient Use Efficiency/NUE), dan energi (Energy Use Efficiency/EUE).

Inovasi ini dilengkapi dengan aplikasi yang menyediakan berbagai fitur seperti Sawah Digital, yang mencakup delineasi petak sawah beserta identitas pemiliknya di 19 desa dan 19 kecamatan, dan Sipuber (Sistem Informasi Pupuk Bersubsidi), yang memungkinkan petani memeriksa alokasi dan realisasi pupuk bersubsidi. Selain itu, aplikasi Monalisa (Monitoring Alat dan Mesin Pertanian/Alsintan) memantau kinerja alat dan mesin pertanian yang telah disediakan.

“Inovasi Profesor Tani mencakup tiga aspek utama, yaitu Profesor Tani Center, Profesor Tani Car, dan aplikasi,” jelas Wakid.

Dengan inovasi ini, para petani dapat mengairi sawah mereka melalui ponsel berdasarkan kondisi tanah, memberikan pupuk sesuai kesuburan tanah, serta menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti panel surya. “Dengan demikian, bertani menjadi sangat mudah dan menyenangkan,” katanya.

Ruang Aula Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan juga disulap menjadi Pusat Pengembangan Profesor Tani, dilengkapi dengan grup musik Pajale Band, perpustakaan pertanian, serta SOP dan panduan merangkai otomatisasi pertanian secara murah dan mudah.

“Selain itu, dilakukan monitoring dan kontrol petani yang didampingi oleh penyuluh,” tambahnya.

Setiap kendaraan Penyuluh Pertanian (PPL) juga di-branding dengan logo Profesor Tani dan dilengkapi dengan alat uji pH dan kesuburan tanah.

Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dan pamor penyuluh pertanian serta memberikan solusi kepada petani berdasarkan kondisi tanah yang terukur.

Hasilnya diklaim akan lebih optimal dan harga jualnya relatif lebih tinggi.

Hal tersebut secara otomatis akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi para petani.

Dampak dari Inovasi Profesor Tani ini membuat bertani semakin mudah, menarik dan menguntungkan.

Inilah yang diharapkan mampu menarik generasi muda di Grobogan untuk bekerja di sektor pertanian.

“Karena saat ini 78% Petani di Grobogan didominasi usia tua. Oleh karena itu, regenerasi petani dalam rangka peningkatan ketahanan pangan harus diupayakan,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *