Inovasi Batu Bata Tahan Gempa dari Limbah Alam: Produk Unggulan untuk Mitigasi Bencana

LAMPUNGKU39NEWS-Tim pengabdian masyarakat dari UPN Veteran Yogyakarta mengadakan pelatihan pembuatan bata ringan berbasis limbah alam di Donotirto, Bantul, wilayah yang rawan gempa bumi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.

Secara geografis, Padukuhan Mriyan terletak sekitar 1 km dari Sungai Opak dan 5,8 km dari Pantai Parangtritis, dan merupakan salah satu daerah yang terdampak gempa pada tahun 2006. Pelatihan ini diinisiasi oleh tim pengabdian UPN Veteran Yogyakarta, yang terdiri dari Dr. Atik Setyani, Imam Prabowo, Dr. Nina Fapari Arif, dan M. Ichsanudin, serta melibatkan mahasiswa.

Kegiatan ini mencakup pelatihan pembuatan bata ringan berbasis potensi lokal, mitigasi bencana secara umum, pengenalan design thinking, dan konsep bisnis sosial enterprise untuk membantu karang taruna memahami wawasan usaha. Dr. Atik Setyani, sebagai salah satu perwakilan tim, menyatakan bahwa Padukuhan Mriyan merupakan daerah penghasil padi dan jagung. “Selain mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan, inovasi bata ringan ini memiliki potensi besar sebagai material bangunan tahan gempa,” ungkap Atik Setyani, didukung oleh Imam Prabowo, Nina Fapari Arif, dan M. Ichsanudin.

Bata ringan tahan gempa yang dibuat dari limbah alam memiliki bobot yang ringan namun kuat, sehingga dapat mengurangi beban struktur bangunan. “Ini membantu bangunan lebih tahan terhadap guncangan gempa,” tambahnya.

Bata ringan ini menggunakan teknologi geopolymer, yang menawarkan solusi mitigasi bencana yang praktis dan berkelanjutan. “Pelatihan ini dikemas secara menarik melalui metode partisipatif dengan praktek langsung, sehingga memudahkan peserta memahami wawasan baru,” jelasnya. Tim juga memberikan edukasi mengenai design thinking dan social enterprise serta pendampingan dalam penyusunan canvas model. Kegiatan ini berlangsung dari Juli hingga November 2024.

“Kami berharap karang taruna menjadi pionir dalam penerapan teknologi ramah lingkungan di wilayah rawan gempa,” katanya. Lurah Donotirto, Jurahimi, merasa bersyukur dengan adanya kegiatan dari tim pengabdian masyarakat UPN Veteran Yogyakarta.

“Ini tidak hanya memperkenalkan pembuatan bata ringan sebagai potensi usaha bernilai, tetapi juga membuka wawasan pemuda-pemudi tentang konsep social enterprise,” kata Jurahimi.

Menurut pemerintah kalurahan, konsep ini sangat relevan untuk memajukan perekonomian desa secara berkelanjutan. (gun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *