Lampungku39-Psikolog sekaligus Direktur Minauli Consulting Medan, Irna Minauli, menilai bahwa individu yang melakukan tindakan asusila melalui aplikasi daring kemungkinan memiliki kecenderungan eksibisionis.
“Karena itu, mereka tak lagi merasa malu menunjukkan bagian tubuhnya, bahkan merasa puas ketika bisa mempertontonkannya di hadapan orang lain,” ujar Irna saat diwawancarai di Medan, Sabtu.
Ia menjelaskan, maraknya kasus asusila yang melibatkan remaja dan ditayangkan secara langsung melalui aplikasi daring merupakan hal yang sangat memprihatinkan.
Menurutnya, aktivitas seksual yang sebelumnya dianggap sebagai hal pribadi dan sakral, kini justru dipertontonkan secara terbuka demi keuntungan finansial.
Jika sebelumnya konten semacam ini kebanyakan berasal dari luar negeri, kini pelaku lokal pun mulai bermunculan. Mereka diduga terinspirasi dari konten yang mereka konsumsi.
“Dengan dorongan untuk mendapatkan uang secara cepat dan mudah, serta kemungkinan adanya sifat eksibisionis, rasa malu pun jadi terabaikan,” jelasnya.
Irna menambahkan bahwa fenomena ini juga dipicu oleh tingginya permintaan terhadap konten-konten bermuatan seksual. Banyak orang tidak sadar akan dampak buruk pornografi terhadap kesehatan mental mereka dalam jangka panjang.
“Dalam praktik saya sebagai psikolog, cukup banyak klien yang mengalami kecanduan pornografi dan kesulitan dalam hubungan pernikahan,” ujarnya.
Menurutnya, individu tersebut kerap kali kesulitan memuaskan pasangan karena lebih menikmati aktivitas masturbasi dibandingkan hubungan intim yang sebenarnya.
Selain itu, mereka juga seringkali memiliki persepsi yang keliru terhadap tubuh sendiri maupun pasangan.
“Banyak yang merasa tidak percaya diri karena membandingkan dirinya dengan aktor dalam video pornografi,” ungkapnya.
Hal yang sama juga berlaku terhadap pasangan mereka, di mana mereka mengharapkan pasangan memiliki penampilan fisik sebagaimana yang mereka lihat di video.
“Tak heran bila ajaran agama melarang melihat aurat orang lain. Kini hal itu seolah dianggap biasa, padahal dampaknya sangat merusak kesehatan mental,” tutup Irna.
