Lampungku39– Lupakan masalah ijazah palsu meski itu merupakan hal penting karena menyangkut kejujuran demokrasi suatu bangsa, dan lupakan masalah total football dalam naturalisasi Indonesia di tangan Erick Thohir dan Patrcik Kluivert karena ada subtansi penting yang valuenya harus menjadi objek kontroversi.
Seperti yang diungkap politikus senior Panda Nababan bahwa mari kita membahas suatu nilai yang penting dari tiap peristiwa yang mengerikan dalam bangsa ini.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka menyatakan bahwa Indonesia berada di tengah tantangan perang dagang, geopolitik hingga perubahan iklim. Namun dalam menyongsong masa depan di tahun 2030 hingga 2045, menurutnya negara ini memiliki bonus demografi.
Ucapan Gibran bukan hanya menuai tidak suka dari kalangan netizen yang Budiman, tapi juga pengamat politik dan kebijakan publik.
Tentu sebagai praktisi komunikasi publik, kita tidak ingin pidato soal bonus demografi menjadi semacam kartu as bagi keberlangsungan dinasti politik, sehingga kita tidak bisa bersikap apatis atau sebatas nyinyir dalam menyikapi isu nasional ini.
Menerapkan nada skeptis, kita harus tetap selalu kritis dalam bersikap di tengah isu bonus demografi, utamanya untuk kemajuan provinsi Lampung sebab Lampungku39 melihat bahwa kepentingan bonus demografi jika benar terjadi maka akan hanya untuk kawasan maju seperti DKI Jakarta, Bandung dan kota-kota besar di pulau Jawa. Untuk Lampung? Mungkin hanya sedikit menyentuh kota Bandar Lampung.
Dengan bonus demografi seharusnya secara logika sederhana maka akan banyak investor yang datang untuk menyediakan lapangan kerja, namun apa iya? Sebab kenyataannya mari kita hitung bersama ada berapa banyak jalan rusak dan akses tanah liat yang masih menjadi hambatan peningkatan ekonomi dan hambatan stimulasi daya intelektual suatu komunal.
Selain itu dari segi bencana dan keamanan. Merujuk pada dua kata tersebut, Lampung belum siap menyambut bonus demografi tahun 2030-2045 karena sejauh ini belum ada program berkelas dari pemerintah untuk mencegah bencana dan menjaga keamanan suatu wilayah.
Akses jalan, bencana dan keamanan hanya sekelumit kecil dari masalah besar Lampung dalam isu bonus demografi. Masih banyak tantangan bagi pemimpin daerah ini untuk menyiapkan Lampung dalam agenda masa yang akan datang, misal menyediakan akses kemudahan peningkatan intelektual dan daya kreatif di tiap pelosok desa, perkampungan dan daerah-daerah padat penduduknya, itu penting.
Belum lagi faktor lingkungan. Banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintahan Lampung untuk menyambut bonus demografi. Sebab bagaimana bisa meningkatkan pendapatan dalam bonus demograsi jika untuk skala harga dan kesejahteraan petani singkong saja, kita masih bingung.*