Lampungku39-Minat terhadap aset digital semakin meningkat dan tidak lagi terbatas pada generasi milenial dan Gen Z. Kini, kalangan profesional juga mulai menjadi sasaran utama dalam penyebaran edukasi seputar investasi kripto.
Melihat potensi tersebut, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) mengambil langkah strategis dengan memperluas program edukatif mereka melalui inisiatif bertajuk Pintu Goes to Office. Kali ini, mereka berkolaborasi dengan PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA), dan menggelar sesi edukasi bertema Crypto Office Hour di kantor pusat DANA, Jakarta.
Kolaborasi Lintas Industri untuk Tingkatkan Literasi Digital
Dengan menggandeng DANA, PINTU berharap dapat menyentuh segmen profesional yang selama ini belum banyak teredukasi mengenai kripto, meski memiliki minat terhadap dunia investasi digital.
Timothius Martin, selaku Chief Marketing Officer PINTU, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari gelaran pertama Pintu Goes to Office yang sukses diselenggarakan pada Maret 2025.
“Kami berterima kasih kepada DANA atas dukungannya yang memungkinkan kami untuk membagikan wawasan seputar teknologi blockchain dan aset kripto kepada para profesional,” ujar Timothius dalam siaran pers tertanggal 24 April 2025.
Program edukasi ini bukan sekadar seminar biasa. Melalui pendekatan diskusi interaktif, karyawan DANA diberi pemahaman mendalam mengenai kripto, mencakup peluang investasi serta potensi risiko yang harus diperhatikan.
Sementara itu, Director of Communications DANA, Olavina Harahap, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, DANA berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi finansial masyarakat Indonesia.
“Topik mengenai aset kripto sangat menarik karena memberikan wawasan baru seputar instrumen investasi yang tengah naik daun. Kami berharap sinergi edukatif antar pelaku industri digital dapat terus berlanjut demi menciptakan ekosistem teknologi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Olavina.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa edukasi kripto kini dirancang agar menjangkau lebih luas, tidak terbatas hanya pada komunitas digital native, melainkan terbuka untuk siapa saja.
Fintech dan Aset Digital, Pilar Masa Depan Ekonomi
Pertumbuhan industri teknologi finansial di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan data dari Mordor Intelligence, nilai industri fintech nasional diperkirakan akan menembus angka USD20,93 miliar atau sekitar Rp341,1 triliun pada tahun 2025.
Sementara itu, sektor aset kripto juga memperlihatkan geliat signifikan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pada Januari 2025 saja, total nilai transaksi aset kripto telah mencapai Rp44,07 triliun. Hal ini menegaskan tingginya antusiasme masyarakat terhadap aset digital sebagai alternatif investasi masa depan.