Lampungku39-Port-au-Prince – Kekerasan kembali mengguncang Haiti setelah sekelompok geng bersenjata melancarkan serangan brutal di ibu kota Port-au-Prince, menewaskan sedikitnya delapan orang dalam upaya merebut kendali wilayah. Insiden ini memperburuk situasi keamanan yang selama berbulan-bulan terakhir terus memburuk di negara Karibia tersebut.
Menurut laporan dari otoritas setempat, serangan terjadi pada malam hari ketika sekelompok pria bersenjata menyerbu pemukiman padat penduduk. Mereka menembaki warga sipil secara membabi buta dan membakar sejumlah rumah, memicu gelombang kepanikan di antara warga. Di antara korban tewas dilaporkan ada perempuan dan anak-anak.
Kekerasan ini merupakan bagian dari konflik bersenjata yang melibatkan beberapa geng yang saling berebut pengaruh dan wilayah di ibu kota. Geng-geng tersebut telah lama memanfaatkan lemahnya sistem pemerintahan dan aparat keamanan yang minim sumber daya. Mereka kerap melakukan pemerasan, penculikan, hingga penyelundupan senjata.
Warga Port-au-Prince kini hidup dalam ketakutan. Banyak dari mereka memilih mengungsi ke daerah yang dianggap lebih aman. “Kami tidak tahu kapan ini akan berakhir. Setiap malam seperti perang,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, komunitas internasional kembali menyerukan perlunya intervensi dan bantuan kemanusiaan segera untuk menghentikan kekerasan dan menstabilkan negara tersebut. Namun hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintahan Haiti yang masih dalam kondisi transisi politik.
Situasi ini menjadi peringatan serius akan krisis berkepanjangan yang dihadapi Haiti—negara yang sudah lama terjebak dalam kemiskinan, ketidakstabilan politik, dan kekerasan bersenjata yang tak kunjung usai.