Lampungku39-Harga singkong di Lampung terus merosot hingga hanya Rp717,5 per kg, memukul kesejahteraan petani. Ketua Komisi III DPRD Lampung, Ahmad Basuki, menyebut kondisi ini sebagai ancaman serius dan berjanji segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi. Ia mengusulkan stabilisasi harga melalui penetapan harga dasar yang adil, penguatan koperasi petani, serta pengembangan industri hilir seperti tepung tapioka dan bioetanol untuk meningkatkan nilai tambah singkong.
Anggota Komisi II DPRD Lampung, Fauzi Heri, dari Fraksi Gerindra, mengkritik tajam praktik perusahaan yang memotong harga hingga 30%. Dengan biaya produksi mencapai Rp20 juta per hektar, petani hanya memperoleh pendapatan bersih Rp 1, 5 juta pertahun atau Rp125 ribu per bulan, jauh di bawah UMR,
Yang mana hal ini sama halnya seperti penjajahan gaya baru.
Lampung, dengan luas lahan singkong 336.830 hektar dan produksi 8 juta ton per tahun, membutuhkan regulasi harga eceran tertinggi (HET) untuk melindungi petani dari manipulasi harga oleh tengkulak dan perusahaan. Fauzi mendesak pemerintah segera hadir untuk memastikan keadilan dan perlindungan bagi petani jangan sampai petani menjadi korban praktik ketidak Adilan seperti ini