LAMPUNGKU39NEWS-Sebanyak 44 pemimpin muda dari Asia Tenggara berkumpul dalam ASEAN Youth Fellowship (AYF) edisi keenam. Program tahunan ini diselenggarakan oleh Singapore International Foundation (SIF) dan National Youth Council (NYC) Singapura, bertujuan menghubungkan dan mengembangkan pemimpin muda melalui kolaborasi di sektor publik, swasta, dan masyarakat.
“Pemuda kita memiliki peran vital dalam memperkuat hubungan regional, dan AYF menyediakan platform untuk menciptakan dampak regional serta membuka peluang bagi pemuda untuk memperoleh wawasan dan jaringan berharga guna menghadapi tantangan kompleks ASEAN,” kata David dalam keterangannya, Sabtu (23/11).
Menghadapi tantangan global seperti pendidikan, perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat, pemuda dapat membantu mendorong solusi inovatif dengan perspektif dan pendekatan baru yang berani.
Israruddin, Fellow dari Indonesia, menyatakan bahwa dengan semakin terhubungnya ASEAN, ketahanan dapat diperkuat melalui pengetahuan dan sumber daya bersama serta praktik terbaik lintas batas.
“Sebagai contoh, sistem tanggap bencana kolaboratif dan inisiatif perawatan kesehatan dapat meningkatkan ketahanan, memungkinkan negara-negara saling mendukung saat krisis,” ujar Israruddin.
Dengan memperkuat koneksi, ASEAN memungkinkan masyarakat lokal memanfaatkan jaringan yang lebih luas, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas menghadapi tantangan masa depan secara kolektif.
Untuk mendorong kolaborasi lanjutan di antara Fellows setelah program, AYF Impact Fund diperkenalkan guna mendukung inisiatif yang mempromosikan pengembangan pemuda, pembangunan komunitas, dan tujuan terkait lainnya. Dana ini menyediakan SGD5 ribu untuk setiap inisiatif fellow, atau hingga SGD20 ribu untuk proyek yang diselenggarakan oleh tim fellows.
Salah satu proyek tersebut adalah Portal Pemberdayaan Perempuan ASEAN. Alumni AYF dari Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Filipina menciptakan platform bagi perempuan ASEAN untuk bertukar ide dan pengalaman serta belajar satu sama lain tentang isu-isu unik di kawasan.
Terinspirasi oleh AYF Impact Fund, Janu Muhammad, seorang Fellow dari Indonesia, mengatakan banyak petani muda di Asia Tenggara menghadapi tantangan seperti rendahnya minat terhadap pertanian, ketidakstabilan ekonomi sebagai petani, kurangnya kapasitas menghadapi perubahan iklim, dan terbatasnya akses terhadap sumber daya.
“Melalui AYF Impact Fund, saya berharap dapat mempromosikan agripreneurship menggunakan Kecerdasan Buatan dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan pendapatan petani muda di sektor hidroponik dan akuaponik di Asia Tenggara sehingga mereka dapat menjadi lebih sejahtera,” ungkapnya.
“Saya berencana melaksanakan proyek percontohan ini bersama dengan Fellow lainnya dari Indonesia dan Kamboja,” tambahnya. (H-2)