LAMPUNGKU39NEWS-Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengimbau para ibu untuk memberikan lebih banyak kegiatan kreatif kepada anak-anak mereka guna mengurangi paparan gadget, terutama pada anak-anak di bawah usia tiga tahun.
Menurut Meutya, dengan menyediakan kegiatan yang mengasah kreativitas, anak-anak dapat lebih mudah bersosialisasi dengan teman sebayanya sekaligus mengurangi ketergantungan pada gadget.
“Anak-anak sebenarnya lebih menikmati kegiatan seperti menggambar dan bermain daripada hanya bermain HP. Jika ingin memberikan HP, pastikan untuk kegiatan yang bermanfaat dan tidak mengganggu,” ujar Meutya saat mengunjungi kegiatan mengasah kreativitas di RPTRA Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara, pada Selasa.
Meutya menambahkan, meski era digital membawa banyak manfaat dalam mengakses informasi, tanpa pengawasan yang bijak, konektivitas dapat menimbulkan masalah.
Khususnya bagi anak-anak, tanpa pengawasan yang memadai, dampak negatif dari digitalisasi dan akses gadget bisa sulit dibendung.
Oleh karena itu, Meutya menekankan pentingnya orang tua untuk mendampingi dan mengawasi anak-anak saat menggunakan gadget serta memperbanyak kegiatan luar ruangan yang dapat mengasah kemampuan sosialisasi anak.
“Boleh saja menggunakan HP, tapi jangan terlalu sering. Ibu juga perlu selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak terlalu sering bermain HP. Lebih baik mereka bermain bersama teman-temannya dengan kegiatan seperti menggambar atau berlari. Penggunaan HP boleh, tapi sedikit saja,” pesan Meutya kepada para ibu selama kunjungan kerjanya tersebut.
Salah satu bahaya penggunaan gadget tanpa pengawasan orang tua adalah anak bisa terpapar konten negatif seperti judi online.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat adanya tren peningkatan pemain judi online berusia muda.
Dalam data terbaru yang dipresentasikan PPATK dalam rapat dengan Komisi III DPR RI, terungkap bahwa sejak 2017 hingga 2023, jumlah pemain judi daring berusia di bawah 10 tahun mencapai 2,02 persen.
Selain itu, kelompok usia 10-20 tahun mencapai 10,97 persen; usia 21-30 tahun sebanyak 12,82 persen; rentang usia 30-50 tahun mencapai 40,18 persen; dan pemain berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 33,98 persen.