Bandar Lampung, Mei 2025 – Kota Bandar Lampung menghadapi tantangan serius dalam pengembangan olahraga, khususnya sepak bola, akibat minimnya jumlah lapangan dan buruknya kondisi fasilitas yang ada. Meski memiliki beberapa stadion dan lapangan terbuka, mayoritas dalam kondisi kurang terawat dan tidak memadai untuk digunakan secara optimal.
Salah satu contoh utama adalah Stadion Sumpah Pemuda di PKOR Way Halim. Meski menjadi stadion utama kota, fasilitasnya belum sepenuhnya berfungsi. Ruang ganti pemain hanya bisa digunakan saat pertandingan besar, sementara kompetisi lokal seringkali tidak mendapatkan akses penuh terhadap fasilitas tersebut.
Di lingkungan kampus Universitas Lampung (Unila), kondisi lapangan sepak bola juga memprihatinkan. Lintasan lari rusak, gawang tak layak pakai, serta tumpukan sampah kerap ditemukan di sekitar area lapangan. Mahasiswa dan komunitas olahraga kampus berharap pihak rektorat segera turun tangan melakukan perbaikan menyeluruh.
Permasalahan lain datang dari sengketa lahan, seperti yang terjadi di Desa Way Hui, Lampung Selatan. Lapangan sepak bola yang telah digunakan warga sejak tahun 1968 kini terancam hilang karena klaim dari pihak swasta. Warga pun berjuang mempertahankan lahan tersebut sebagai warisan olahraga dan ruang publik.
Sebenarnya, upaya pembangunan lapangan juga sempat dilakukan, seperti peresmian Stadion Mini Waydadi di Sukarame pada Mei 2021. Namun, jumlah lapangan yang representatif seperti ini masih sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah penduduk dan kebutuhan aktivitas olahraga di kota ini.
Minimnya fasilitas olahraga ini menjadi penghambat berkembangnya bakat-bakat muda di bidang sepak bola. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat memberikan perhatian lebih melalui pembangunan dan perawatan fasilitas olahraga, demi mendukung prestasi atlet lokal dan memajukan budaya olahraga di Bandar Lampung.