Perguruan Tinggi Lokal Tetap Menjadi Pilihan Utama di Tengah Minat Studi ke Luar Negeri

LAMPUNGKU39NEWS-Memilih pendidikan tinggi merupakan keputusan krusial bagi anak muda Indonesia dalam merencanakan masa depan mereka. Dengan kemajuan teknologi dan informasi, peluang untuk melanjutkan studi kini terbuka lebar baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dalam survei berjudul “Wilayah Pilihan Anak Muda untuk Menempuh Pendidikan Tinggi Tahun 2024,” yang dilakukan sebagai bagian dari tugas akhir Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GNFI Batch 7 dengan topik Applied Data Analyst & Visualization for Digital Journalism, terungkap wawasan menarik tentang preferensi institusi dan wilayah studi yang diminati anak muda Indonesia. Survei ini dilaksanakan secara daring melalui Google Form yang disebarkan melalui media sosial dari 25 Oktober 2024 hingga 6 November 2024, melibatkan 255 responden berusia 17-25 tahun yang berencana melanjutkan pendidikan tinggi pada tahun 2024.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 78,57% responden memilih universitas sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Sebanyak 10,08% responden memilih institut, diikuti oleh politeknik (3,78%), sekolah kedinasan (3,36%), serta sekolah tinggi dan akademi masing-masing dengan 2,10% responden.

Survei juga mengungkapkan bahwa 68,15% responden lebih memilih melanjutkan pendidikan di dalam negeri, sedangkan 31,85% lainnya berminat untuk studi di luar negeri.

Di dalam negeri, Jawa Timur menjadi provinsi pilihan utama dengan persentase 35,67%. Diikuti oleh Jawa Barat (17,83%), Jawa Tengah dan DI Yogyakarta masing-masing dengan 12,74% responden, serta DKI Jakarta dengan 10,19%. Provinsi lain yang juga menjadi pilihan meliputi Banten (3,82%), Sumatera Selatan (3,18%), serta Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Lampung, yang masing-masing mendapatkan 1,27% responden.

Faktor yang memengaruhi pemilihan lokasi studi ini termasuk kualitas pendidikan (36,94%), prospek karier (14,65%), biaya hidup yang terjangkau (14,01%), serta kehidupan sosial dan budaya yang menarik (13,38%). Faktor lain yang juga dipertimbangkan adalah jarak yang dekat dengan rumah (9,55%), ketersediaan beasiswa (7,01%), alasan pribadi (3,82%), dan akses transportasi yang mudah (0,64%).

Untuk pilihan studi di luar negeri, Australia menjadi tujuan favorit yang dipilih oleh 27,94% responden. Jepang menempati urutan kedua dengan 16,18%, diikuti oleh Inggris (13,24%), China (8,82%), serta Swiss dan Amerika Serikat masing-masing dengan 7,35% responden. Korea Selatan dan Singapura juga dipilih dengan persentase masing-masing 5,88%, diikuti oleh Jerman (4,41%) dan Malaysia (2,94%).

Alasan utama memilih negara tujuan studi di luar negeri termasuk kualitas pendidikan yang tinggi (48,53%) dan peluang karier yang lebih baik (17,65%). Faktor lain seperti ketersediaan beasiswa (10,29%), kehidupan sosial dan budaya yang menarik (8,82%), alasan pribadi (8,82%), dan biaya hidup yang terjangkau (4,41%) juga menjadi pertimbangan.

Di dalam negeri, jenjang Sarjana (S1) menjadi pilihan utama dengan persentase 75,80%, diikuti jenjang Magister (S2) yang diminati oleh 14,01% responden, jenjang Diploma (D1, D2, D3, D4) sebesar 8,92%, dan jenjang Doktoral (S3) sebesar 1,27%.

Sebaliknya, bagi mereka yang memilih studi di luar negeri, jenjang Magister (S2) menjadi pilihan utama dengan persentase 44,12%, diikuti oleh Sarjana (S1) sebesar 41,18%. Jenjang Diploma (D1, D2, D3, D4) dipilih oleh 10,29% responden, dan jenjang Doktoral (S3) oleh 4,41%.

Survei ini menunjukkan bahwa meskipun minat untuk studi di luar negeri cukup tinggi, mayoritas anak muda Indonesia masih cenderung memilih melanjutkan pendidikan tinggi di dalam negeri. Jawa Timur sebagai provinsi favorit dan universitas sebagai pilihan institusi utama menegaskan betapa pentingnya kualitas pendidikan bagi para responden. Di sisi lain, pilihan negara tujuan studi luar negeri seperti Australia dan Inggris yang dikenal dengan sistem pendidikan berkualitas menggambarkan ekspektasi generasi muda terhadap peluang karier dan pengalaman akademik internasional yang lebih luas.

Pandangan ini memperlihatkan bahwa anak muda Indonesia tidak hanya mencari pendidikan formal, tetapi juga ingin mempersiapkan diri dengan kompetensi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan di tingkat global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *