Lampungku39– Tagline Ngopi Elite Pemuda Lampung pada Kamis, 31 Oktober 2024 yang terlaksana sebagai ruang diskusi gagasan KNPI itu merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan Bandar Lampung.
Hadir dalam acara di Aula DPD KNPI Lampung itu Ketum GMNI Lampung, Ketua PKC PMII Lamung, KAMMI Lampung dan Ketum Cabang HMI Bandar Lampung dan Cipayung Plus.
Kesimpulan dialog mereka ialah KNPI Lampung dapat mengundang seluruh calon kepala daerah untuk tampil adu gagasan dihadapan aktivis.
Sebuah gagasan yang menarik, khususnya bagi Bandar Lampung sebagai Ibu Kota Provinsi.
Kota ini masih hitam putih dalam perkembangannya, sebab belum ada jaminan daerah mana yang menjadi role modelnya.
Apakah seperti Jakarta sebagai pusat metropolis, sebagaimana Bandung yang Trend Fashion atau menjadi layaknya Daerah Istimewa Yogyakarta yang memangku nilai-nilai kebudayaan?
Inilah mengapa peran pemuda dalam Pilkada tahun 2024 sangat penting.
Mereka diharapkan mampuĀ membuka luas kesadaran demokrasi bagi pemilih pemula supaya tidak terjebak poltik praktis ujaran kebencian, hasutan, hoax, isu sara hingga money politik.
Pada 2022 saja jumlah pemilih pemula berusia 20-24 tahun di Bandar Lampung ada sekitar 94.335 jiwa, belum ditambah dengan pemilih generasi millenial yang telah berumur 25-35 tahun.
Selain kaum ibu yang mudah terbelenggu isu sara, hoax dan ujaran kebencian hingga Money Politik, pemilih kelompok usia tersebut ini juga rentan karena mereka akrab dengan media sosial, apatis terhadap politik, dan minim pengetahuan terhadap para kandidat.
KNPI, Organisasi Kemahasiswaan, Pemantau Pemilu hingga Penyelenggara Pemilu itu sendiri harus lebih aktif dan massive menyiarkan ruang-ruang diskusi, terlebih dalam tahapan pemilihan seperti saat ini.
Tentu tidak meninggalkan peran media masa, influencer dan konten kreator karena tanpa mereka pemikiran-pemikiran bernas soal demokrasi hanya menjadi konsumsi pribadi.
Sudah saatnya organisasi kepemudaan, organisasi kemahasiswaan dan penyelenggara pemilu bahkan pemerintahan “berjalan beriringan dengan paktisi atau lembaga penyiaran publik untuk membuka kesadaran politik, karena produk dari politik itu sendiri sangat penting bagi masyarakat.
Seperti misalnya role model perkembangan pembangunan kota Bandar Lampung yang telah disinggung di atas. Kalau pemuda dan para penyiar juga bersikap apatis, selamanya kita sebagai masyarakat hanya akan merasakan penyesalan akibat salah memilih pemimpin.
Suka tidak suka, masa depan daerah kita tinggal bergantung pada para pemangku kebijakan.***