Survei: Anak Muda Indonesia Cemas terhadap Masa Depan Negara

Hasil survei terbaru dari ISEAS-Yusof Ishak Institute menunjukkan bahwa generasi muda di Indonesia cenderung lebih pesimistis terhadap kondisi politik dan ekonomi negara dibandingkan pemuda di negara-negara ASEAN lainnya.

Dalam survei bertajuk “Youth and Civic Engagement in Southeast Asia: A Survey of Undergraduates in Six Countries”, sebanyak 53,9% responden di Indonesia menilai situasi politik di negara mereka berada dalam kondisi buruk. Angka ini merupakan tingkat ketidakpuasan tertinggi dibandingkan lima negara lain yang disurvei.

Survei ini dilakukan antara Agustus hingga Oktober 2024, dengan melibatkan 3.081 mahasiswa berusia 18-24 tahun dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Fokus survei adalah untuk memahami pandangan dan keterlibatan anak muda terhadap kondisi negara mereka.

ISEAS menargetkan mahasiswa karena mereka dianggap sebagai kelompok yang aktif secara sosial dan sering menjadi motor perubahan di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pola pikir serta tingkat keaktifan generasi muda dalam dinamika sosial-politik di Asia Tenggara.

Tak hanya dalam aspek politik, pesimisme anak muda Indonesia juga terlihat dalam pandangan terhadap perkembangan ekonomi. Sebanyak 33,1% responden menyatakan tidak percaya pada visi pemerintah terkait perekonomian. Meski begitu, sekitar enam dari sepuluh pemuda Indonesia tetap memiliki optimisme, meski bersifat moderat.

Lalu, apa yang menjadi kekhawatiran utama anak muda di Indonesia? Sebanyak 97% responden menyebut isu pengangguran dan resesi ekonomi sebagai kekhawatiran terbesar. Ketimpangan ekonomi dan kesenjangan pendapatan juga menjadi masalah yang sering diangkat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada 2024, sekitar 10 juta generasi Z di Indonesia yang berusia 15-24 tahun tidak memiliki pekerjaan atau kegiatan produktif. Sebanyak 369.500 orang bahkan sudah putus asa dalam mencari pekerjaan.

Di sisi lain, pemutusan hubungan kerja (PHK) juga meningkat tajam. Pada 2023, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa lebih dari 80.000 pekerja kehilangan pekerjaan. Kondisi ini turut diperburuk dengan penurunan jumlah kelas menengah dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa anak muda di negara-negara dengan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten cenderung lebih optimistis terhadap masa depan. Sebaliknya, di negara-negara dengan tantangan politik dan ekonomi yang besar, seperti Indonesia, tingkat kepercayaan generasi mudanya cenderung rendah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *