Lampungku39– Pilkada 2024 di Lampung mencatat banyak petahana gagal mempertahankan jabatan, termasuk gubernur.
Berdasarkan hasil quick count, kandidat petahana tertinggal jauh dari pesaingnya.
Candrawansah, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Lampung, mengungkap beberapa penyebab utama hal ini bisa terjadi.
Yang pertama Kinerja petahana yg tidak memuaskan Ketidakpuasan masyarakat akibat lambatnya pembangunan, pelayanan publik yang lemah, dan kegagalan menangani isu lokal menjadi alasan dominan.
Selain itu Daya Tarik Kandidat Baru yang memiliki penawaran Program segar dan visi inovatif dari calon baru lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya pemilih milenial dan Gen Z.
Termasuk Fenomena Anti-Incumbent yaitu Sentimen anti-petahana di beberapa daerah yang mencerminkan keinginan masyarakat untuk perubahan.
Tak hanya itu Strategi Kampanye yang Lemah menyebabkan Minimnya komunikasi dengan pemilih dan kurangnya pemanfaatan media sosial turut melemahkan posisi petahana.
Perpecahan Internal Partai menjadi konsen utama Ketidaksolidan partai pengusung melemahkan dukungan struktural, yang berdampak pada hasil akhir.
Menurut Candrawansah, kekalahan besar petahana menunjukkan tingginya keinginan masyarakat untuk perubahan drastis dalam kepemimpinan di provinsi Lampung.***